Monday, April 21, 2014

"Who I am Today"

Suatu hari sekitar 3 tahun lalu telah menjadi titik balik kehidupan saya baik secara mental maupun spiritual. Saat itu salah seorang tetangga saya, mampir ke rumah dengan membawa buku “kun Fayakun”, karya Ustadz Yusuf Mansur. Tetangga saya hanya berkata, “Mba baca deh, siapa tau bisa diambil manfaatnya”. Pada saat itu saya tidak terlalu menanggapi dan hanya berpikir tidak ada masalah dengan hidup saya, ibadah saya tidak pernah lalai, saya sudah merasa hidup bahagia dengan suami yang sayang dan sangat perhatian, walaupun kami belum diamanahkan keturunan setelah lewat 6 tahun kami menjalani bahtera rumah tangga. Hanya faktor dari luar alias penilaian dan omongan orang yang terkadang membuat hati ini menangis, akan keadaan kami yang belum dianugerahi keturunan yang saya ingat sebagai masa-masa sulit.

Tetapi pada akhirnya saya tergoda juga untuk membaca buku itu. Buku sederhana yang banyak berisikan cerita-cerita orang, dalam menemukan jalan keluar dari setiap masalah yang mereka hadapi, dari orang yang dipecat dari pekerjaannya, menderita penyakit parah, belum memiliki keturunan seperti saya, belum bertemu jodoh, dsb.

Buku ini cukup membuat saya malu terhadap Sang Maha Pencipta. Di buku itu dituliskan, apakah Anda memiliki keinginan dalam hidup? Apakah Anda sudah berdo’a kepada Allah untuk mendapatkannya? Seberapa sering Anda berdo’a untuk meminta? Apakah setiap sujud? Setiap selepas shalat fardhu? Apakah Anda sudah mengambil hati Sang Maha Pencipta, dengan ibadah-ibadah yang diutamakan? Apakah Anda sudah melakukan shalat rawatib, shalat tahajud, membaca Al Qur’an, seberapa sering Anda membaca Al Qur’an? Memperbanyak sedekah? Analogi yang sangat sederhana, “Disaat kita mengiginkan sesuatu, maka yang harus kita lakukan adalah mengambil hati Si Pemberi sesuatu itu”. Sudahkah kita memantaskan diri kita dihadapan Sang Pemberi. Pertanyaan-pertanyaan yang membuat saya merasa malu sendiri. Manusia yang suka lupa bahwa Allah Maha SegalaNya, segala ujian, penyakit seluruhnya Allah yang memberi dan Allah juga yang dapat memberi solusi. Saya merasa hidup saya normal, dengan suami disamping yang selalu mensupport dari semenjak saya bekerja sebagai sekretaris di Perusahaan Jepang, menjadi Guru Bahasa Jepang, suami yang memfasilitasi seluruh hobi Craft yang saya cintai, sampai akhirnya saya mengambil Flanel sebagai fokus kerajinan saya, namun ternyata memang kami tersesat  jauh dari jalan dan ridhaNya.

Akhirnya saya dan suami bersepakat untuk menata hati dan iman, untuk kembali ke jalan Allah, kami belajar Tahajud, kami saling membangunkan satu sama lain, menambah shalat kami dengan shalat sunnah lain baik rawatib dan shalat dhuha, merutinkan membaca Al- Qur’an dengan deadline yang kami buat masing-masing dan memperbanyak sedekah. Tentu saja yang kami kerjakan karena Allah dengan harapan Allah Azza Wa Jalla mengijabah do’a-do’a kami.

Setengah tahun berjalan, kami tiada putus melakukannya sampai, suatu hari saya mendapati perut saya terasa tidak biasa, telat semiggu membuat hati saya tidak menentu, sampai akhirnya lewat 2 minggu saya memberanikan diri mengeceknya dengan test pack diawali dengan sholat sunnah 2 rakaat yang kami lakukan berdua. Pagi paling indah di dalam hidup saya, disaat test pack tersebut mengindikasikan kehamilan saya, pagi penuh haru, diiringi sujud syukur kami kepada Sang Pencipta, Allah wa Jalla. Walaupun pada akhirnya, janin yang saya kandung divonis dokter tidak berkembang, janin yang bertahan hampir 3 bulan di kandungan, sampai akhirnya tiba disaat ia tidak bertahan dan saya harus mengalami kuretase. Sedih memang tapi kami kuat, karena kami yakin Allah pasti punya rencana lebih indah untuk kami. Banyak kemudahan-kemudahan hidup yang kami rasakan setelah berjalan di jalan Allah, banyak kejadiaan-kejadian yang membuat kami haru sebagai hamba, walau terkadang tidak seperti yang kami harapkan. 

Setelah kejadian tersebut saya pun kembali menyibukkan diri dengan melakukan eksperimen-eksperimen craft yang saya cintai walaupun saya belum mengetahui tujuannya karena saya merasa sudah tidak memungkinkan untuk kembali berjualan kaos flanel. Sampai akhirnya pada tgl 27 April setahun yang lalu saya mendatangi perhelatan akbar para crafter, INAcraft. INACraft sebagai salah satu pameran kerajinan terbesar yang ada di Indonesia dan sebagai ajang promosi bagi produksi kerajinan dalam negeri untuk merambah pasar domestik maupun pasar luar negeri melalui produk-produk unggulan. Datang ke event ini adalah impian para Crafter apalagi jika datang sebagai pengisi acara.
Di event ini lagi-lagi Allah membentangkan jalan-Nya. Di saat tahun lalu, saya masih datang sebagai pengunjung, yang Atas izin Allah telah membukakan jalan atas apa yang akan saya lakukan selanjutnya, yaitu bertemu dengan Manager Produksi Tiara Aksa yang mengantarkan saya menjadi penulis seperti sekarang. Siapa yang menyangka, bahwa saat ini saya didaulat untuk mengisi workshop di salah satu stand INAcraft.

INAcraft 2013

            Kemudahan saya dalam menulis juga tidak lain tidak bukan atas petunjuk Allah, dengan jalan yang telah dibukakannya, mungkin hari ini saya berdiri sebagai penulis baru yang belum sukses atau terkenal, tapi saya yakin Allah selalu punya rencana indah untuk saya dan saya hanya mengharap Ridha-Nya.

            Bukankah Allah telah memberi tahu kita “ mintalah pada Ku, niscaya engkau akan Ku-beri” dengan menyandarkan harapan hanya pada Allah semata Allhamdulillah semua ide dan kreatifitas saya mengalir dengan lancar. Saya pun dipertemukan dengan teman-teman dari berbagai komunitas yang sangat hangat dan saling support salah satunya TDA Srikandi. Semoga saya selalu diberi kekuatan dan keistiqamahan dalam menjalani kehidupan sesuai keinginan dan ridha-Nya.

Kesempurnaan hidup bukan hanya berupa materi semata, tetapi Iman di hati yang tak hilang sampai Ajal menjemput.

Langkah kaki yang begitu ringan apabila kita mengenal Allah, Jangan biarkan ujian yang Allah beri membuat kita jauh dari-Nya. Jadikanlah sebagai ajang kita muhasabah diri, menjadi hamba yang ikhlas, dan ajang menimba pahala dan peluruh dosa, Aamiin Allahumma Aamiin.

Tulisan ini saya buat sebagai pengingat bagi saya pribadi, untuk menjadi hamba yang Istiqomah, mohon maaf bila ada yang tidak berkenan. Sungguh saya masih hamba yang dhaif. Saya masih terus belajar dari Ilmu-Ilmu Allah yang tak berbatas.

#LetsBlogging
#10HariNgeblog Day#4






10 comments:

Unknown said...

ALLAH tidak memberikan apa yg kita minta tapi memberikan apa yg kita butuhkan sesuaib porsinya.

smua akan indah pada wktunya mbak En..

Yulinda said...

Subhanallah, betapa nikmat Allah memang terlalu besar untuk bisa kita hitung ya, Mbak Endah... Baik kesenangan maupun kesedihan, keduanya adalah karunia sekaligus ujian bagi kita, apakah kita mampu melalui cobaan itu, sekaligus Dia siapkan hikmah yang sangat indah apabila kita lulus melalui ujian-Nya.

Unknown said...

dengan kita kembalikan semua masalah kepada allah hidup ini terasa ringan ya temannnnn

Linda Trinovita said...

mba' endah sudah memaksimalkan apa yang Allah berikan, InsyaAllah waktu yang dinanti tiba disaat yang tepat. tetep semangat, jangan sensi yua dan percaya akan takdir Allah... okeh bangeds dech buat penulis yang yahud ini :)

ndandut said...

Hai mba endah, salam kenal yaaa,,
Semoga sukses workshopnya, seharusnya saya isi ws juga di tiara aksa hari jumat, tp krn keadaan ga memungkinkan, akhirnya batal. Mudah2an kita bisa ketemu di event lain ya :)

Unknown said...

Iya bener Mba Pipit :)

Unknown said...

Iyo Uni, smoga qta slalu lulus ujian dari Sang Maha Pencipta :)

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

Aamiin iya Uni Insya Allah, lai ndk sensi Un hihi... :)

Unknown said...

Subhanallah, aku speechless bacanya, mba. Terima kasih untuk pembelajaran yang indah ini, keep writing and keep inspiring :-*